5 cm...!
Bukan hanya sekedar menggantunggkan mimpi 5cm didepan
keningmu.. Namun keyakinan dan kebulatan
hati untuk menggapai mimpi itulah yang lebih penting. Karena yang namanya
menggapai mimpi, jalannya tak seindah dan semulus jalan Tol dan tak selurus
jalan Bypass. Semuanya butuh perjuangan.
Yang mana jika kaki sudah mulai
melangkah pantang untuk surut balik kebelakang lagi, dan inilah yang
disebut dengan keyakinan dan kebulatan tekad. Jika hal ini sudah kukuh dalam
hati kita, maka keajaiban akan membawa kita pada mimpi kita, insyaALLAH. Saat
cahaya mimpi itu mulai tampak, semua penat dan lelah jiwa raga yang kita
rasakan sebelumnya, hilang sirna dan kaki yang gemetaran pun bisa berlari untuk
melanjutkan beberapa langkah lagi menuju mimpi kita, subhanallah...luar biasa
sekali.
Berada dipuncak mahameru (puncak tertinggi dijawa), dan
melihat sekeliling adalah awan yang bergerak, benar-benar sungguh suka cita
yang tiada dapat diungkapkan dengan kata-kata (diatas awan kita kan menang
seperti teriakannya mas Giring-Nidji). Sungguh besar kekuasaan Engkau Ya ALLAH.
Aku hanya berasa sangat kecil, dan tak terasa kaki ini langsung tersungkur
menghadap sujud syukur pada-Mu Ya ALLAH atas kehormatan bagi kita bisa dapat
melihat dengan mata kepala kita sendiri dari sebagian kecil dari tanda-tanda
kekuasaan Engkau Ya ALLAH.
Jangan pernah takut untuk bermimpi, dan letakkan mimpi
itu tak jauh dari mata kita memandang agar kita slalu ingat dengan mimpi itu
(gantungkan 5cm didepan dahi kita). Bermimpilah terus karena dengan mimpi-mimpi
kita bisa melakukan perubahan-perubahan, pembaharuan dan menemukan hal baru
yang bikin hidup lebih hidup dan perjuangan dalam menggapai mimpi itu adalah
cerita yang nggak kan pernah bisa kita lupa seumur hidup kita. Persahabatan,
saling melindungi satu sama lain, saling mengisi satu sama lain adalah
rangkaian perjalanan indah nya kehidupan bersosial.
Dan satu hal yang paling penting adalah membangkitkan kembali
semangat nasionalisme terutama bagi kita, kaum pemuda pemudi terpelajar
penggerak bangsa seperti kita. Karena sekarang yang terjadi pada kaum pemuda
pemudi adalah krisis nasionalisme pada bangsa sendiri. Kita lebih mengkiblat
kebarat, meskipun memang kiblat shalat kita kebarat, hehe. Namun bagaimana kita
bangkit seperti dinegara-negara barat tersebut. Pada kita, sebagai kaum pemuda
pemudi lah obor penerang bangsa kemana akan dibawa menuju kemenangan ataukah
akan tetap indonesia berada pada urutan terbelakang seperti sekarang ???
Tokoh Ian dalam film ini, menyadarkan saya yang rasa
nasionalismenya sudah pudar. Saya membenci yang namanya sistem birokrasi di
indonesia, bukan saja di indonesia namun contoh kecilnya saja adalah kehidupan
kampus, saya benci dengan yang namanya birokrasi kampus yang nggak disana
disini sama saja kacaunya. Belum lagi krisis kepercayaan di indonesia, wah..ini
lebih kacau lagi. Kemudian krisis penghargaan terhadap pihak-pihak yang
berjasa, seperti para atlet-atlet yang membawa nama harum indonesia dikancah
olahraga dunia, setelah para atlet tersebut tidak produktif lagi, mereka
dibuang tanpa dipedulikan masa tua mereka bagaimana. Tak heran jika atlet yang
dulunya namanya dipuja, setelah tuanya melarat. Begitu pula dengan guru, tak
ada namanya perhargaan terhadap guru, terlihat kesejahteraannya masih jauh
dibawah standar perekonomian hidup layak. Serta banyak lagi krisis-krisis
sosial yang terjadi indonesia. Dan satu hal lagi yang saya paling sangat saya
benci adalah jam karetnya indonesia, bukannya pada nggak tahu disiplin itu
bagus, tapi hal yang sudah sangat disadari itu yang terus dilanggar. Gimana mau
maju coba ?! Melihat kenyataan yang susah sekali untuk dirobah ini maka saya
lebih cenderung untuk pergi keluar dari indonesia dan ingin saja menetap di
luar sana, yakni jepang (negeri impian saya). Karena selain disiplin di jepang
benar-benar bagus, dan jauh dari yang namanya krisis sosial. Penghargaan
terhadap guru di Jepang pun sangat bagus.
Namun tokoh Ian dalam film 5cm, menyadarkan saya dari
kebutaan saya dengan gemerlapnya negara-negara maju. Bahwa indonesia perlu
dibenahi oleh orang-orang seperti saya dan teman-teman seperjuangan pendidik
lainnya. Sebagai pemuda pemudi terpelajar bangsa, mari kita sisingkan lengan
baju untuk mebangkitkan kembali semangat nasionalisme kita. Seperti bangsa-bangsa
lain yang sangat cinta pada negara mereka. Mari kita cerdaskan kehidupan anak
bangsa, dengan mendidik anak-anak didik kita menjadi insan yang cerdas dan
berakhlak mulia yang akan bisa membangkitkan bangsa kita dari keterpurukan.
Mari kita lakukan tugas mulia sang para pendidik pencerdas kehidupan anak
bangsa, teman-teman ku ....? dan bukan malah melarikan diri keluar kehidupan
bangsa yang kacau ini. Karena bangkitnya bangsa kita, tergantung pada tangan
kita (sang guru), teman-temanku..
Semangat..!
Mari kita isi kemerdekaan dengan melakukan tugas mulia
ini, teman.. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar